Suatu
reaksi oksidasi biasanya disertai oleh reaksi reduksi sehingga lazim disebut
reaksi redoks. Apakah reaksi oksidasi reduksi itu? Perkaratan
besi, perubahan warna daging apel menjadi kecokelatan kalau dikupas merupakan
contoh peristiwa oksidasi.
Konsep reaksi
oksidasi-reduksi (redoks) juga telah mengalami perkembangan yaitu penggabungan dan pelepasan oksigen,
pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan
oksidasi.. Pada bagian ini yang dibahas hanya konserp redoks berdasarkan penggabungan
dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron.
1.
Konsep Redoks
Ditinjau dari Penggabungan dan Pelepasan Oksigen
Sejak
dulu, para pakar kimia sudah mengetahui bahwa oksigen dapat bereaksi dengan banyak unsur. Senyawa yang
terbentuk dari hasil reaksi dengan oksigen dinamakan oksida sehingga reaksi antara oksigen dan suatu
unsur dinamakan reaksi
oksidasi
Reaksi
oksidasi merupakan reaksi suatu unsur atau senyawa dengan oksigen (pengikatan
oksigen).
Contoh:
a)
Peristiwa perkaratan besi
Reaksinya : 4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
b) Pembakaran pita
Mg
Reaksinya : 2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(s)
c)
Pembakaran gas metana (CH4)
Reaksinya : CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
Reaksi
reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen
dari senyawanya.
Contoh :
a)
2 CuO(s) → 2 Cu(s) + O2(g)
b)
2 PbO2(s) → 2 PbO(s) + O2(g)
2.
Konsep Redoks
Ditinjau dari Penerimaan dan Pelepasan Elektron
Ibarat dua orang ini, antaratom pun berinteraksi
dengan saling memberi dan menerima elektron.
Konsep pengikatan dan pelepasan oksigen
pada reaksi redoks ternyata terlalu sempit, karena tidak dapat menjelaskan reaksi-reaksi
yang tidak melibatkan atom oksigen. Kemudian konsep redoks semakin
berkembang (tidak hanya berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen saja)
tetapi bedasarkan konsep pelepasan dan pengikatan elektron.
Konsep pelepasan dan pengikatan elektron
menjelaskan bahwa atom, ion atau molekul dapat bereaksi jika saling memberi dan
menerima elektron. Jadi, salah satu
spesi (zat yang terlibat dalam reaksi) melepas elektron dan spesi yang
lain menerima elektron. Pada peristiwa
ini , pelepasan dan penerimaan elektron terjadi dalam waktu yang sama.
Demikian halnya dengan reaksi redoks , elektron
yang dilepas suatu spesi , dalam waktu yang bersamaan diterima oleh spesi yang lain. Meskipun kita tidak dapat melihat
elektronnya berpindah, namun kita dapat mengamati perubahan pada kedua spesi
tersebut.
Atom Mg memiliki konfigurasi elektron 2 8 2
sehingga elektron valensinya 2. Adapun konfigurasi elektron atom Cl adalah 2 8
7 sehingga elektron valensinya adalah 7. Untuk mencapai kestabilannya, atom Mg
harus melepaskan 2 elektron, sedangkan atom Cl membutuhkan 1 elektron. Jadi,
atom Mg memberikan masing-masing 1 elektron kepada 2 atom Cl sehingga 1 atom Mg
mengikat 2 atom Cl. Setelah melepaskan 2 elektron, atom Mg menjadi ion Mg2+.
Adapun atom Cl menjadi ion Cl– setelah menerima 1 elektron. Senyawa
yang terbentuk adalah MgCl2.
Reaksi oksidasi adalah
reaksi pelepasan elektron, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi
penerimaan elektron. Zat yang mengalami reaksi oksidasi disebut reduktor,
sedangkan zat yang mengalami reaksi reduksi disebut oksidator. Jadi, Mg
merupakan reduktor dan Cl2 merupakan oksidator.
Contoh reaksi oksidasi :
·
Fe(s) → Fe3+(aq) + 3e- K(s)
→ K+(aq) + e-
·
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e- Mg(s)
→ Mg2+(aq) + 2e-
·
Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e-
Reaksi reduksi
adalah reaksi penerimaan elektron. Jadi, setiap atom atau ion atau molekul yang menerima
elektron berarti mengalami reaksi reduksi.
Contoh:
·
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s) 2H+(aq)
+ e- → H2(g)
·
Na+(aq) + e- → Na(s) S(s)
+ 2 e- → S2–(aq)
·
Al3+(aq) + 3e- → Al(s)
Lebih jelasnya, perhatikan PPT di bawah ini:
0 komentar:
Posting Komentar